Mengapa Aku Merasa Frustrasi


Aku tak tahan!
Aku tak mampu!
Aku tak berguna!

Tuhan, mengapa kau berikan hati yang seperti ini padaku, hati yang lemah, hati yang payah, hati yang tidak memiliki hakikat seperti layaknya hati orang lain. Mengapa ?

Kenapa aku tidak bisa menerima semua ini? Banyak sekali tugas yang harus kulakukan, masalah yang harus ku selesaikan, hingga akhirnya aku tak tidur semalaman.
Apakah ini yang Kau sebut ujian kehidupan ?

Tuhan, Kau tahu ? Saat aku melihat kawan-kawanku duduk berbincang ria, aku merasa heran, mengapa mereka bisa tetap bersikap tenang di tengah goncangan akhir zaman seperti ini. Mereka tetap bisa melakukan aktivitas layaknya seorang siswa biasa, tanpa banyak pemikiran sepertiku. Kemudian, aku mencoba masuk mengikuti alur perbincangan mereka. Malu, sungguh malu, ternyata bukan hal biasa yang mereka perbincangkan melainkan lantunan ayat suci Al-Qur’an. Sungguh tak berguna, apa yang kulakukan sejauh ini? Aku hanya berpikir tentang hal-hal yang belum pasti, menyerah pada ujian yang Kau berikan, menangis menyesali tanpa adanya perbaikan.

Sering kali aku mengeluh saat aku berada di titik jenuh, aku tak mampu Tuhan. Hidup di tengah lika-liku akhir zaman. Kau seharusnya tidak memilihku untuk menjadi seorang yang memiliki amanah semacam ini.

Tuhan.. bantu aku.

“Aku sesuai dengan prasangka hamba-Ku”

Seketika aku sadar, Kau telah menjawabku jauh sebelum aku mengadu.
Kemudian aku merenung, aku harus yakin akan bisa melewati semua ini. Guruku pernah berkata bahwa kau tidak dapat keluar dari suatu masalah jika kau menyerah, masalah yang sama akan terus datang hingga kau mampu melampauinya. Sekarang yang harus aku lakukan hanyalah menjalaninya secara perlahan. Sungguh Tuhan tidak akan memberikan ujian melebihi batas hamba-Nya, aku harus lebih memahami tentang janji-janji yang telah Tuhan berikan, hingga akhirnya aku mau berusaha untuk menjadi orang yang berguna. Bukan hanya untuk diri sendiri, melainkan juga untuk orang lain.

“Janganlah kamu bersikap lemah, dan jangan pula kamu bersedih hati padahal kamulah oarang-orang yang paling tinggi derajatnya, jika kamu orang-orang beriman”. Q.S Ali-Imran 139.

***
(Devitha, 2017)

Komentar