PENOLAKAN PERTAMA : DITOLAK KAMPUS SWASTA ! NILAI TINGGI ? JANGAN DULU BANGGA!


Kamu ingin menjadi mahasiswa salah satu kampus negeri, tapi di sisi lain kamu juga takut dan gak percaya diri kalau kamu akan berhasil diterima.

Teman-teman yang kelas 12 pasti akan merasakan bimbangnya daftar ke universitas swasta, saat banyak kakak-kakak dari berbagai universitas swasta datang ke sekolah mempromosikan kampus kebanggaannya masing-masing, saat itu juga kamu bingung karena seleksi kampus negeri belum diumumkan, malah belum dibuka pendaftarannya.

Tapi, kamu takut menyesal jika tidak daftar ke swasta karena persaingan kampus negeri itu sangat ketat, tidak ada yang bisa menjamin kalau kamu akan diterima. Sedangkan, kampus swasta pun jika sudah gelombang akhir a.k.a semua seleksi kampus negeri selesai akan menjadi susah penyeleksiannya.

Pilihan ‘mau daftar ke swasta dulu’ atau ‘mau nunggu negeri aja dulu’ 100% ada di teman-teman semua. Gak ada yang salah di antara kedua pilihan itu, asal orang tua kalian setuju dengan apa yang kalian pilih, pilihan itu sudah resmi, sah!!!

Aku menjadi salah satu orang yang memilih ‘daftar ke swasta dulu’ dari sekian banyak orang yang memilih pilihan tersebut. Pertama kali aku mendaftarkan diri menjadi seorang mahasiswa adalah untuk menjadi mahasiswa Psikologi Universitas Islam Indonesia. Pada awalnya, aku berpikir bahwa itu tidak terlalu sulit, toh hanya mengirimkan berkas rapot saja dan ini baru gelombang pertama, lolosnya akan lebih mudah bukan?

Pasti semua orang berpikiran seperti itu, begitu pun dengan aku. Begitu sombongnya aku yang percaya diri akan diterima karena nilai rata-rata rapotku lebih dari 90. Akupun sangat percaya diri karena waktu itu dari kurang lebih 25 orang yang ikut mendaftarkan diri di sekokahku, aku adalah siswa dengan nilai tertinggi.

Tapi Allah berkehendak lain, saat pengumuman tiba, saat kurang lebih 20 orang temanku bersuka cita, saat mereka menangis haru, saat itu pula aku benar-benar merasa berada di titik terendah. Sangat terpukul dengan penolakan, daftar ke kampus swasta aja gak lolos, apalagi kampus negeri, pikirku.

Bayangkan, betapa malu dan terpukulnya aku mendapat penolakan seperti itu. Pikiranku kacau, ini seleksi berbasis rapot, pasti pihak kampus menentukan lulus atau tidak berdasarkan nilai rapot bukan ? Tapi kenapa ? Kenapa aku, siswa dengan nilai tertinggi tapi hanya aku yang ditolak di jurusan Psikologi saat 3 temanku berhasil lulus ?! Bukan hanya aku, teman-temanku juga merasa kaget dan terheran-heran sehingga penolakan ku menjadi perbincangan banyak orang waktu itu. Menurutku, yang lebih memalukan dan membuat aku down adalah bukan penolakan itu, tapi pikiran orang lain terhadapku.

Saat ini, sebagai seseorang yang pernah merasakan pikiran buruk itu, aku ingin mengajak teman-teman semua untuk tidak terlalu berharap pada apapun, kecuali Allah swt., jika kalian pernah atau sedang berpikiran seperti pikiranku saat itu, “nilai aku kan tinggi, masa .......” aku minta tolong, buang jauh-jauh pemikiran itu, pikiran seperti itu sangat merusak diri dan semangat kalian, tidak ada yang menjamin punya nilai tinggi akan diterima di kampus negeri, begitu pula dengan kampus swasta.

Rina Raihana Zakiya, angkatan 14, ranking 1 se-angkatan. Dia juga pernah berada di posisi seperti aku, saat nilai dia lebih tinggi dari temannya, saat itu pula dia mengalami penolakan padahal teman yang mempunyai nilai lebih kecil dari dia berhasil lulus, di kampus swasta pula.

Dari pengalaman ini, aku sangat memohon kepada teman-teman semua buang jauh pikiran-pikiran seperti itu. Resiko yang akan diambil jika kalian tetap berpikiran seperti itu adalah kalian akan sangat merasa kecewa jika hasil itu tidak sesuai dengan harapan kalian.

Mulai hari ini, aku ingin mengajak teman-teman semua untuk tidak terpaku pada orang lain. Jangan bandingkan dirimu dengan orang lain, saingan terberatmu adalah diri kamu sendiri, bukan orang lain. Jika kamu mampu menjadi lebih baik dari hari sebelumnya, maka kamu berhasil. Teruslah berusaha dan mencoba apapun itu selama dalam kebaikan agar tidak ada penyesalan di kemudian hari.

Terimakasih yang sudah berkenan membaca, semoga bisa bermanfaat untuk kita semua.
Tetap semangat dan terus berjuang!

Bila butuh teman cerita, 0813215341413.

Komentar

  1. Alhamdulillah Devitha ditolak swasta na baru 1 kali. Abi 7 kali. Tambah negeri jadi 9

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulillah bukan 1x tp 6x, ditolak negeri 2x jdi 8x aku juga. Hasil akan lebih terasa saat perjalanan yang dilalui tidak mudah, itu skenario Allah swt., semangat neill 😊

      Hapus

Posting Komentar